Autisme merupakan kondisi mental yang dialami pada masa awal kanak-kanak ( kurang dari usia tiga tahun), sebagai akibat dari gangguan perkembangan susunan saraf. Sebelum melangkah lebih jauh saya ingin memberikan ulasan mengenai "mental". Mental berasal dari kata Metis (latin) yang artinya jiwa, semangat, terkait dengan akal (pikiran / rasio), jiwa, etika, tingkah laku. Secara otomatis jika mental terganggu maka akan menimbulkan perilaku yang tidak biasa. Autisme menurut DSM - V ( The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) edisi ke -5 dari Asosiasi Dokter Kesehatan Jiwa Amerika dikategorikan menjadi ASD ( Autisme Spectrum Disorder) meliputi PDD-NOS (pervasive developmental disorder-not otherwise specified), Asperger disorder, Autistic Disorder, Childhood Disintegrative Disorder, Unusually Sensory Behavior. Jadi mulai dari tahun 2013 diagnosa tersebut tidak lagi dibedakan tetapi menjadi satu spektrum dimana memang tingkat keparahan yang berbeda. Terdapat dua gejala utama pada ASD ini yaitu :
1. Interaksi sosial dan komunikasi yang terganggu
2. Perilaku khas, terbatas dan berulang-ulang
Gejala dan tanda-tanda yang dapat kita lihat bahwa anak-anak "autisme" ini tidak seperti anak lainnya adalah (selain dua gejala utama diatas) :
1. kontak mata yang buruk
2. tidak menunjuk
3. reaksi yang tidak normal terhadap adanya rangsangan dari luar
4. mundurnya perkembangan (misalnya tadinya bisa menguasai beberapa kosa kata kemudian hilang)
5. kesulitan interaksi sosial (senang menyendiri, main di pojokan sendiri)
6. kesulitan komunikasi
7. perilaku yang tidak wajar ( tepuk tangan dan mengibaskan tangan berulang-ulang, senang melihat sesuatu yang berputar seperti kipas angin, main tidak semestinya seperti anak-anak lain)
8. terlambat bicara / kehilangan kata-kata
9. terlambat merangkak / tidak merangkak
10. tidak tertarik terhadap lingkungan sekitarnya ( tidak mengerti dan sadar akan bahaya)
11. tidak tersenyum waktu diberi salam oleh orang tua dan orang-orang yang dikenalnya
12. tidak adanya respon yang wajar pada waktu sakit dan kecelakaan secara fisik (jatuh, terjepit)
13. bermain yang tidak normal
14. hiperaktif atau sangat pasif
15. hipersensitif atau hiposensitif terhadap suara
16. Menangis dan tertawa yang tidak wajar
17. Berjalan jinjit
18. Picky eater (memilih makanan)
19. tonus otot lemah
20. gerakan motorik abnormal
21. perilaku melukai diri sendiri dan orang lain
Jika anak- anak dengan ASD dilakukan intervensi dini maka 85% akan mengalami kemajuan. Saya ingin menghimbau untuk semua orang khususnya para orang tua yang memiliki anak-anak terutama batita (bawah tiga tahun) agar lebih waspada biasanya para orang tua terutama yang sangat sibuk hanya peduli hanya peduli pada keadaan "fisik" semata yaitu makan, minum, ada pengasuh, imunisasi rutin ke dokter. Tapi tidak pernah memperhatikan tumbuh kembang anak secara optimal, karena orang tua beranggapan saya sudah rutin dan rajin ke dokter. Ayo kita lebih peduli. Dan memang biasanya keadaan anak -anak seperti ini yang pertama kali tahu bahwa anak-anak ini "tidak normal" adalah orang-orang terdekat seperti kakek, nenek, paman, tante, dll; bukan DOKTER / TENAGA KESEHATAN.
Lalu mengapa kita harus peduli ?
*Walaupun di Indonesia belum ada angka pasti , pada tahun 2010 Badan Pusat Statistik memperkirakan 112.000 anak dibawah 15 tahun menderita Autisme.
*CDC (cernters for disease control and prevention) pada tahun 2010 menyatakan bahwa 1 dari 68 anak-anak usis 3-17 tahun menderita ASD
*UNESCO pada tahun 2011 menyatakan 35 juta orang di dunia = 6 dari 1000 orang mengidap Autisme.
*Biaya untuk perawatan anak-anak autisme ini luar biasa mahalnya , di Amerika untuk satu anak memerlukan 40.000-60.000 USD per tahun atau setara 520.000.000 - 780.000.000 IDR per tahun ya kira-kira 50juta rupiah sebulan. Tidak kalah mahalnya untuk di Indonesia sekitar 20juta-30 juta sebulan kecuali masyarakat dengan golongan ekonomi sederhana terkadang mereka hanya mengurung dan memasung anaknya di rumah sangat memprihatinkan.
*Hampir semua terapi untuk autisme tidak dicover oleh asuransi
*Prevalensi autisme lebih besar dari diabetes juvenile, leukemiam dan AIDS pada anak
*56% tamat SMA (ini di Amerika loh )
*70-80% orang tua yang memiliki anak autisme bercerai
Hal yang paling menakutkan dari orang tua adalah : SIAPA YANG MERAWAT ANAK SAYA PADA WAKTU SAYA SUDAH TIADA ?
Sampai sekarang belum ada pemeriksaan untuk diagnosa pasti autisme artinya belum ada "biologic markers" yang ada sampai saat ini walaupun penderita autisme mengalami ketidak normalan secara metabolik.
Yang dapat kita lakukan adalah kenali gejala-gejalanya kemudian hubungi dokter dan pusat terapi untuk intervensi dini. Dan ternyata RUMAH adalah tempat awal kita untuk intervensi dini !. Nanti akan saya lanjutkan tulisan saya mengenai Terapi Biomedis untuk ASD , Diet untuk ASD, Sejarah Autisme, dll.
Semoga Sehat dan Bahagia,
dr. lavinia suryadi, M.Biomed (laviniasuryadi@hotmail.com)